about
Mungkin ini adalah narasi yg kami tulis dengan berani untuk menunjukan protes terhadap sistem sampah di dalam negeri. Kapitalis, kami artikan sebagai manusia berkerah & berdasi yang menduduki mimbar pangkat tertinggi. Dengan segala wewenang dan perintah, mereka berkuasa dan memangsa harta bumi untuk kepentingan pribadi. Yah, Karena pada sistem kodrat hidup, yang memiliki tahta, pangkat, dan harta lah yang akan selalu berkuasa dan mengeksploitasi segalanya. Begitu pula ketika anggota dewan yang terhormat membuat aturan yang begitu mendangkalkan makna musik maka menolak dan mendesak pembatalannya adalah keharusan. Tolak RUU Permusikan!
lyrics
Sejarah, Tahta kelam, koloni arogan menghamba uang.
Hikayat, Noda usang, tanam kekayaan dunia.
Memandang, Tanah raga berdarah eksploitasi surga.
Senggama, Rakyat tertunduk dogma menjadi budak.
Faham penjajah, infeksi kultur bangsa merampas buas.
ironi pusara, hasutan busuk merancang perbudakan.
Hasrat anomali, Animo dan ilusi
Merancang komoditas, Diatas konvensi penguasa kehendak petaka.
Meradang bangsawan, diatas panorama bangsa untuk berpesta.
Menikam kejam tombak pidana, Murka rakyat cacat luka menderita.
Kuasa tanpa mahkota, kekang raga dunia, Deviasi racun negara, Hegemoni yg menjalar.
Dan mereka laksana petinggi nista, tertawa diatas penderitaan rakyat.
Yang Berkorban untuk memuliakan istana sampah yang mereka bangun dari darah dan nanah.
Hingga tubuh terkoyak sistem menyayat, serangkaian dusta kelam terburai, harga diri sekarat.
credits
license
all rights reserved